Kepala intelijen Mesir, Abbas Kamel, melakukan perjalanan ke Tel Aviv, Israel pada 26 April 2024 untuk membahas rencana gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan. Kedatangan Kamel ke wilayah pendudukan Israel merupakan langkah strategis dalam upaya mediasi Mesir antara Hamas dan Israel. Di tengah ketegangan yang meningkat, Mesir memberikan usulan yang mencakup penundaan rencana serangan Israel terhadap kota paling selatan di Gaza, Rafah.
Selain itu, usulan dari Mesir juga menyarankan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, kebebasan bergerak di jalan-jalan utama Jalur Gaza, pemulangan para pengungsi ke rumah mereka, serta gencatan senjata selama satu tahun. Proposal tersebut juga memuat rencana pertukaran tahanan dalam beberapa tahap. Mesir menjadi perantara dalam perundingan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel, di mana Hamas menuntut 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara Israel yang dibebaskan serta 30 tahanan untuk setiap tentara Israel non-tempur.